Silaturahmi HMI-KAHMI UIN Mataram
Minggu, 06 Mei 2018
Setelah menanti cukup lama untuk mengagendakan pertemuan antara HMI-KAHMI Se-UIN Mataram, akhirnya terlaksana juga walaupun hanya dihadiri oleh beberapa alumni dan senior HMI.
Acara diawali dengan yasinan dan kemudian dialog HMI-KAHMI untuk membahas beberapa hal yang menyita pikiran kader HMI di komisariat dan juga KAHMI di UIN Mataram.
Dimulai dari pemaparan dari Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah Muh. Ilmi mewakili Ketua Umum Se-UIN Mataram, mengenai kondisi perkaderan yang ada di komisariat. Dan juga mengenai hubungan HMI dengan KAHMI yang agak renggang dikarenakan kurangnya silaturahmi. Beliau juga mempertanyakan beberapa hal yang sudah disepakati oleh KAHMI seperti pemotongan gaji Alumni untuk diberikan ke tiap-tiap komisariat, dan juga tentang tanah yang pernah dibahasakan akan dihibahkan ke HMI UIN Mataram.
Kanda Prof. Dr. Suprapto, M.Ag selaku tuan rumah Acara Silaturahmi ini diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan mengenai laporan Ketum Ilmi tadi bahwa untuk masalah pemotongan gaji Alumni ini bukan semata-mata masalah finansial namun juga menyangkut masalah laporan pertanggungjawaban dari komisariat atas dana yang diberikan tidak pernah diberikan ke KAHMI, untuk itu diperjelas lagi oleh Kanda Muhammad Presidium KAHMI NTB, untuk pemotongan gaji di bulan depan akan ditingkatkan namun tugas dari komisariat itu harus mengidentifikasi Alumni HMI yang jadi dosen/pegawai di UIN.
Masalah tanah hibah itu akan dilakukan pembagian tugas verifikasi data oleh tim yang masing-masing dari HMI dan KAHMI. Tanah hibah yang ada di Jempong dari Bang Mukhlis akan didata oleh Bang Prapto dibantu oleh Ketum Tarbiyah dan Ketum Dakwah, sementara untuk tanah hibah yang ada di Monjok dari Yunda Warni akan didata oleh Kanda Maksum Ahmad, M.Ag dibantu oleh Ketum Syari'ah.
Ada satu lagi hal yang disepakati dalam pertemuan tadi, yakni pembentukan Tim Penjamin Mutu Kader yang terdiri dari senior-senior muda HMI yang sudah selesai di perkuliahan. Mengenai tupoksi mungkin agak mirip dengan MPK-PK, namun selain sebagai penjamin mutu kader juga sebagai jembatan penyambung silaturahmi anggota komisariat dan KAHMI. Tentu saja keberadaan Tim ini tidak mengambil ranah kader untuk hal-hal teknis karena itu akan mengurangi kualitas perkaderan di komisariat.
Selain hal di atas, beberapa hal penting juga disampaikan oleh Alumni dan juga senior seperti pelaksanaan LK1, LK2, LK3 yang tidak ada perkembangan sejak tahun 70an. Seharusnya dengan meningkatnya jumlah mahasiswa yang masuk di UIN maka LK1 harus dilaksanakan lebih sering lagi demi menampung mahasiswa tadi, begitupula agenda LK2 dan LK3 yang kadang sangat tidak proporsional antara jumlah kader yang memenuhi syarat dengan kuota yang disiapkan.
Akademis kader HMI juga menjadi sorotan KAHMI yang hadir di acara ini. Bang Mustain salah satunya mempertanyakan kualitas akademis anggota HMI di UIN Mataram, karena salah satu tujuan utama di HMI yakni terbinanya insan akademis, bukan sekedar untuk kepentingan pribadi namun hal itu juga jadi penarik minat mahasiswa yang belum masuk HMI agar tertarik untuk bergabung di HMI. Karena sekali lagi, HMI adalah kampus kedua, maka kampus pertama jangan ditinggalkan, organisasi harus bisa membantu peningkatan kualitas perkuliahan.
Di samping itu, ada Bang Ismail yang berpesan agar HMI tidak menutup mata akan kemungkinan-kemungkinan jalan yang harus ditempuh setelah Ber-HMI. Karena HMI terlalu luas jika kita hanya mencita-citakan menjadi Akademisi atau Politisi pasca ber-HMI. Masih banyak bidang lain yang jarang tersentuh oleh kader HMI dan itu seharusnya sudaj dipersiapkan dalam perkaderan HMI di tingkat Komisariat.
Yunda Hilal yang dari awal pertemuan tidak bersuara akhirnya bersuara juga ketika diberikan kesempatan oleh Moderator Bang Putra Sari, beberapa hal yang disampaikan hampir sama dengan alumni lain, namun ada point penting yang disampaikan yakni silaturahmi HMI-KAHMI saat ini sudah sangat jarang. Sekalinya datang hanya ketika butuh bantuan, itu yang disesalkan, untuk ke depan harapan beliau agar pertemuan HMI-KAHMI lebih intens dan tidak hanya datang untuk minta bantuan, sekedar sharing informasi dan konsultasi akademis harus lebih ditingkatkan.
Komentar
Posting Komentar